Iran – The land of Aryans
Iran – The land of Aryans
Tanggal 11 Feb lalu, orang-orang Iran memperingati hari terjadinya
Revolusi Islam Iran yang dimotori oleh Ayatollah Khomeini yg terjadi pada thn
1979. Hari itu juga menjadi tonggak sejarah berakhirnya tahta dinasti kerajaan
Persia di bawah kepemimpinan Raja Mohammad Reza Shah Pahlevi. Sebagai orang yg
pernah bermukim di Iran selama 1,5 tahun, kami sedikit banyak faham beberapa
hal tentang negara ini dan tentunya menyimpan banyak kenangan di sana (foto
album terlampir).
Nama Iran
sendiri berasal dari bahasa Persia (Farsi) yang berarti Tanah Bangsa Aria (the Land
of Aryan). Nama Iran pertama kali dikenalkan pada tahun 1935 setelah lebih dari
2600 tahun negara itu dikenal sebagai Persia atau kerajaan Persia kemudian
menjadi negara monarki dan terakhir menjadi Republik Islam Iran. Orang Iran
memiliki rasa nasionalisme yg sangat tinggi dan kebanggaan yang luar biasa atas
sejarah peradaban yg mereka pernah capai. Mereka adalah bangsa yg pernah mengalahkan
Romawi.
Jadi ingat
saat tiba pertamakali di Tehran, petugas imigrasi memperhatikan nama di
passport saya sambil melihat wajah saya dan menanyakan apa benar nama saya
KASRA. Dia seakan tidak percaya karna passport Indonesia tapi nama yg tertera
adalah nama Iran. Ya.. betul Kasra adalah nama yg banyak dipakai di Iran. Kasra
adalah nama salah satu raja Persia yg terkenal yg sering juga ditulis Khosrau I
atau Chosroes I. Dia adalah Raja dari Segala Raja - King of Kings dari Sasanian
Empire yg memerintah pada periode 531 to 579 M. Maka dari itu banyak orang Iran
yg memakai nama Kasra termasuk nama utk usaha seperti Kasra Hospital, Kasra
Taxi, Kasra Restaurant, tempat Ski Kasra Pars. Si petugas imigrasi kemudian
mengatakan ke saya “welcome to my country” dengan senyum sumringah.
Orang Iran
umumnya ramah dan sopan. Kalau di lift selalu menawarkan orang lain lebih dulu
kecuali kalau menyetir mobil di jalan. Tidak banyak beda dgn orang Indoensia,
tidak sabaran, ingin selalu lebih dulu dan tidak mau antri. Tapi saya salut
akan kegigihan mereka terutama melawan sanksi embargo yg walaupun sudah berpluh
tahun, ekonomi mereka tetap berjalan denga baik. Karena embargo itulah mereka
mampu utk memberdayakan diri sendiri. Hampir semua kebutuhan hidup mereka
produksi sendiri termasuk obat2an. Semuanya dapat terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Selera mereka juga cukup ber kelas dan ber kiblat ke Eropa. Di kota-kota
besar seperti Teheran, kualitas rumah/apartemen serta perabotannya tidak kalah
dengan kota-kota yg ada di negara maju. Kami sempat juga berkunjung ke
istana-istana Raja Pahlevi, desain dan barang2 yg ada di dalamnya sangat artistik
dan menakjubkan, tidak kalah dengan istana kerajaan Inggris.
Selain
sebagai negara penghasil minyak & gas terbesar dunia, Iran juga memiliki
industri pertanian yg besar. Belum lagi industri karpetnya yg terkenal di manca
negara. Iran juga terkenal dengan batu pirus nya yg unik. Kata pirus sendiri
berasal dari bahasa Farsi, Firouzeh yg berati hijau turquois. Peluang di bidang pariwisata juga sangat bagus
kalau saja Iran mulai terbuka karena banyaknya tempat-tempat bersejarah di
sana. Indonesia dan Iran sdh menjalin kerjasama sejak beberapa tahun lalu dan sudah
memberlakukan “visa on arrival”. Kalau ada kesempatan, cobalah berkunjung ke
Iran.
Kediaman kami di Teheren, sekitar Zafaraniyeh |
Comments
Post a Comment